Research Report


Research Report

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

Team Members B :

  1. Miftah Safitri (12141166N)
  2. Rilo Pambudi (
  3. Rizka Difatama (12141136N)
  4. Setiafani (12141149N)

 

  1. Introduction

Research report atau laporan penelitian adalah penyampaian hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan berdasarkan jenis dan tujuan penelitian.Laporan penelitian dapat dikatakan sebagai bentuk komunikasi timbal balik antara penulis laporan dengan pembaca.Komunikasi ini bermanfaat untuk menyebarluaskan ilmu, informasi,pengetahuan, koreksi dan rujukan mengenai sesuatu yang sudah dilakukan orang.

Penulisan laporan hasil penelitian dilakukan sebagai langkah terakhir dalam urutan penelitian. Secara umum, penulisan laporan hasil penelitian setelah data selesai dilakukan dan temuan-temuan penelitian sudah dikumpulkan. Namun sebenarnya penuklisan laporan hasil penelitian sudah dapat dikerjakan sejak penelitui mulai menulis proposal, mengumpulkan bahan pustaka, menyusun instrumen penelitian, mengumpulkan data, dan menganalisis data[6].
Kain Songket yaitu Kain yang biasa digunakan oleh orang-orang di Palembang pada acara-acara adat. Tapi pada zaman sekarang ini Kain Songket telah diolah menjadi berbagai macam pakaian, atau olahan lainnya. Penjualan Kain Songket biasanya dijual di toko atau pasar yang menjual Kain Songket. Dengan teknologi yang semakin canggih, penulis menciptakan trobosan penjualan berbasis WEB yang bertujuan untuk memudahkan pembeli agar tidak perlu bersusah payah pergi ke toko atau pasar untuk membeli Kain Songket dan berharap trobosan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pembeli. Penulis menggunakan metode CRM (Customer Relationship Management) didalam penjualan Kain Songket tersebut.

 

 

 

 

 

 

Tipe Research Report ( Laporan Penelitian) :

 

  1. Poster

 

  • Tips:

 

  1. Mengetahui penonton.
  2. Terfokus dan mengetahui titik Anda untuk mendapatkan seluruh pandangan.
  3. Menyediakan latar belakang singkat, jelas dinyatakan dan berjalan penonton melalui konten poster dengan menafsirkan semua hasil.
  4. desain Poster dan presentasi:
  • Minimalkan kata
  • Gunakan grafik, diagram, tabel sebagai alat untuk mengkomunikasikan ide-ide
  • Buatlah warna-warni
  • Pastikan teks dalam huruf besar
  • Pastikan isi memiliki aliran logis
  • Layout dan judul harus merangsang visual
  • Diatur: desain poster dan gaya pengiriman harus diatur agar afektif.
  • Praktek menyajikan poster dan menyiapkan naskah singkat (JANGAN BACA OFF OF FLASH KARTU)
  • Memiliki ringkasan kartu pos dari poster Anda bagi orang untuk mengambil dengan mereka

 

 

  • Significance

 

Poster adalah seperti sebuah pameran di museum. Ini adalah cara yang sangat baik untuk mengkomunikasikan karya ilmiah karena merupakan representasi bergambar yang lebih visual daripada bentuk lain dari presentasi. Sebuah poster juga memungkinkan peneliti untuk bergaul dengan presenter lain dan, pada saat yang sama, dapat berbicara langsung dengan penonton. Untuk alasan ini, poster harus merangsang visual dengan kata-kata yang minimal. Ini harus ringkas, terorganisir ringkasan yang jelas ditulis dengan beberapa kata dalam teks besar.

 

 

  • Desain

 

Ketika merancang sebuah poster penting untuk menjaga dua hal dalam pikiran: metode ilmiah dan penonton. Metode ilmiah adalah penting karena mengarahkan isi poster. Meskipun tidak semua judul yang muncul dalam naskah perlu dimasukkan dalam poster, tetapi urutan di mana mereka muncul dalam sebuah makalah yang ditulis harus sama seperti yang muncul dalam sebuah poster. Sebuah abstrak singkat, pengenalan singkat, metode, hasil, diskusi, referensi, dan pengakuan yang mungkin judul yang sering terlihat di poster ilmiah. Adalah penting untuk menyadari bahwa grafik, grafik dan tabel yang lebih penting daripada abstrak bertele-tele, perkenalan, dan diskusi. Untuk alasan ini, fokus poster harus pada hasil. Grafik besar dengan keterangan singkat jauh lebih afektif pada poster dan harus disimpan di tengah ketika merancang sebuah poster. Terlepas dari jenis konferensi atau pertemuan di mana poster yang disajikan, adalah penting untuk menjaga dalam jenis pikiran penonton yang akan mendekati poster. Teknis, jargon ilmiah harus dihindari. Sebaliknya, sederhana, mudah untuk mengikuti bahasa harus digunakan. Sebuah latar belakang singkat dengan relevansi klinis harus dinyatakan dengan jelas dan hasilnya harus diinterpretasikan untuk para penonton.

 

 

  • Presentasi

 

Tidak seperti mempresentasikan karya ilmiah melalui kertas di mana peneliti adalah terpaku ke komputer untuk hari, menyajikan poster ini cukup menyenangkan. Ini adalah satu-satunya kesempatan bagi ilmuwan untuk berbicara dengan penonton. Untuk alasan ini, penting untuk mengetahui pesan yang ingin Anda sampaikan dan dapat menyampaikan hal itu berhasil. Sederhana, bahasa yang jelas dan desain poster yang baik adalah kunci untuk presentasi poster yang sukses. Sebelum presentasi, 5-10 menit naskah lisan singkat harus disiapkan untuk poster. Selama presentasi, juga membantu untuk memberikan penonton dengan ringkasan ukuran postcard poster.

 

 

  1. Skripsi

 

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku.

Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya.

Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia. Negara lain, seperti Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan tugas akhir dengan riset untuk jenjang undergraduate (S1), postgraduate (S2), Ph.D. dengan riset (S3) dan disertation untuk tugas riset dengan ukuran yang kecil baik undergraduate (S1) ataupun postgraduate (pascasarjana). Sedangkan di Indonesia skripsi untuk jenjang S1, tesis untuk jenjang S2, dan disertasi untuk jenjang S3.

Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat mahasiswa kuliah. Untuk penulisan skripsi yang dibimbing oleh dua orang, dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II.
Proses penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu kampus dengan yang lain. Namun umumnya, proses penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:

  • Pengajuan judul skripsi
  • Pengajuan proposal skripsi
  • Seminar proposal skripsi
  • Penelitian
  • Setelah penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir).
  • Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.

Terdapat juga proses penyusunan skripsi yang cukup ringkas sebagai berikut:

  • Pengajuan judul skripsi/meminta topik skripsi dari dosen
  • Penelitian dan bimbingan skripsi
  • Seminar
  • Sidang
  • Revisi

 

KARAKTERISTIK SKRIPSI

  1. Merupakan karya ilmiah sehingga harus dihasilkan melalui metode ilmiah.
  2. Merupakan laporan tertulis dari hasil penelitian pada salah satu aspek kehidupan masyarakat atau organisasi (untuk ilmu sosial). Hasil penelitian ini dikaji dengan merujuk pada suatu fenomena, teori, atau hasil-hasil penelitian yang relevan yang pernah dilaksanakan sebelumnya.[2]

 

  1. Conference Article

 

Konferensi artikel adalah kumpulan artikel-artikel yang dibuat bertujuan untuk dipublikasikan sebagai kesimpulan-kesimpulan daripada artikel-artikel yang telah dan pernah dikonferensikan. Ini biasanya merujuk kepada artikel-artikel tentang karya ilmiah[5].

 

  1. Journal Article

Artikel adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan[3]. In the sciences, a Journal Article is sometimes called a Scientific Article, a Peer-Reviewed Article, or a Scholarly Research Article. Together, journal articles in a particular field are often referred to as The Literature[4].

Jurnal adalah terbitan berkala yang berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal dapat terbitan berarti berkala yang berbentuk pamflet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan[5].

Jurnal (journal) ilmiah adalah media (semacam majalah) tempat dipublikasikannya paper-paper. Jurnal yang baik memiliki mekanisme peer-review untuk menyeleksi untuk menentukan apakah sebuah paper yang di submit ke jurnal tersebut layak diterbitkan atau tidak yang berisi bahan ilmiah.Pembuatan jurnal ilmiah harus dilandasi dengan suatu penelitian ilmiah.

Berisi kumpulan artikel yang dipublikasikan secara periodik, ditulis oleh para ilmuwan peneliti untuk melaporkan hasil-hasil penelitian terbarunya.

  1. Conclusions (Kesimpulan)

Kesimpulan dari laporan penelitian yang kami buat ini adalah bahwa penyampaian hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan berdasarkan jenis dan tujuan penelitian. Tujuan Penelitian mengenai penjualan Kain Songket berbasis WEB yaitu untuk memudahkan pembeli agar tidak perlu bersusah payah pergi ke toko atau pasar untuk membeli Kain Songket dan berharap trobosan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pembeli. Penulis menggunakan metode CRM (Customer Relationship Management) didalam penjualan Kain Songket tersebut.

 

 

 

References

[1] Abdillah, L. A. (2013). Metode Penelitian.  Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa/

[2] Forum Kompas , Retreived from http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/217804-pengertian-skripsi.html

[3]Kajian teori, 2013. Retreived from http://www.kajianteori.com/2013/03/definisi-artikel-pengertian-dan-ciri-ciri-artikel.html

[4] http://guides.library.utoronto.ca/content.php?pid=132659&sid=1247279

[5] Mien A. Rifai (1995) Buku Pegangan Gaya Penulisan, penyunting dan penerbitan Karya Ilmiah Pegangan Gaya Penulisan, Penyunting dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia, Gajah Mada Uneversity, h.57-95).

[6] Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2327681-pengertian-laporan-hasil-penelitian/#ixzz34n0ghJgg

Research Proposal


Research Proposal

Lecture : Leon Andretti Abdillah

Team B :
1. Miftah Safitri
2. Rizka Difatama
3. Setiafani

1.1 Latar belakang

Berkembangnya teknologi informasi memberikan dampak positif serta memberikan peranan yang penting dalam persaingan yang sangat ketat, dalam sebuah perusahaan harus terdapat langkah yang tepat dan cepat dalam penjualan produk yang mereka hasilkan dengan menggunakan internet. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan suatu jaringan (network) dengan jaringan lainnya di seluruh dunia[1]. Dengan internet masyarakat bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.
Informasi merupakan hal yang penting bagi setiap orang, dengan berkembangnya teknologi, informasi semakin banyak dibutuhkan dengan menggunakan internet, yang memungkinkan kita melakukan transfer informasi hanya dalam hitungan detik saja. Dengan adanya penjualan online dengan metode CRM (Customer Relationship Management), dapat mempermudah pelanggan untuk bertransaksi secara online.
Untuk itu kami akan mengembangkan usaha penjualan kain songket melalui internet dengan cara membuat sistem informasi menggunakan metode CRM agar lebih mudah menyebarkan informasi untuk memberi tahu pelanggan tentang produk-produk terbaru melalui email, sms, dan telepon. Menurut Buttle dalam Keramati, Customer Relationship Management (CRM) dapat didefinisikan sebagai “strategi bisnis inti yang mengintregrasikan proses internal dan fungsi dan jaringan external untuk membuat dan menyampaikan nilai kepada pelanggan ditargetkan pada keuntungan. Sekarang didasarkan pada data berkualitas tinggi pelanggan dan dimungkinkan oleh teknologi informasi”[2].

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana cara membangun “Sistem Penjualan Songket Online Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode CRM ( Customer Relationship Management)”.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah membangun sistem penjualan kain songket online berupa data produk, data pelanggan, data pemesanan, serta laporan-laporan penjualan.

1.4 Tujuan Masalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu untuk membangun sistem penjualan online, agar dapat menjadi suatu media penjualan untuk meningkatan penjualan dan memperluas pemasaran dengan strategi mendapatkan pelanggan, mempererat hubungan dengan pelanggan dan mempertahankan pelanggan.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat bagi Perusahaan

Manfaat dari penelitian bagi perusahaan yaitu dengan strategi penjualan, jangkauan pemasaran menjadi semakin luas dan tidak terbatas penjualan produknya.

1.5.2 Manfaat bagi Pelanggan

Manfaat bagi pelanggan yaitu pelanggan dapat memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan tanpa harus datang langsung ketempat penjualan.

1.6 Hipotesis

Hipotesis dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas yaitu dengan cara membangun dan merancang sebuah website untuk membangun pendekatan melalui jalinan bisnis secara online dengan pelanggan, agar perusahaan dapat memfungsikan penjualan dengan mengembangkan sejarah, profil, dan menjual lebih banyak produk.

 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Al Hanif Fatta[3] adalah suatu system di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat menajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.1.2 Penjualan

Pengertian penjualan menurut Zul Fadly[4] yaitu interaksi antara inidivu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan , memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

2.1.3 E-Commerce

Menurut Tata Sutabri, pengertian e-commerce adalah : E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik[5].

2.2 Pelaku dari E-Commerce adalah sebagai berikut :

2.2.1 Perusahaan yang tidak mempunyai toko untuk berbisnis seperti biasanya dengan cara tradisional. Ia semata-mata hanya berada di Internet. Contohnya: amazon.com dan cdnow.com.

2.2.2 Jenis perusahaan lainnya menggunakan E-Commerce di internet sebagai pengganti kegiatan bisnis yang ada. Perusahaan yang mempunyai toko untuk berbisnis secara tradisional. Ia tidak hanya mengandalkan website saja.

2.3 CRM (Customer Relationship Management)

Setelah era digital selalu menggunakan “e-“ di depan semua kata seperti e-commerce, e-book, e-sales, e-mail dan sebagainya. Customer Relationship Management (CRM) merupakan akronim atau singkatan yang paling popular di kalangan orang-orang sales dan marketing. Dalam bahasa Indonesia CRM diartikan sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan (MHP) telah perkatanya adalah sebagai berikut:
1. Pelanggan atau customer adalah seseorang yang berulang kali secara teratur melakukan pembelian kepada seorang pedagang.
2. Hubungan atau relationship adalah bentuk komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual.
3. Manajemen artinya pengelolaan (secara luas tanpa perlu menjabarkan detail bagaimana mengelola sesuatu kegiatan), jadi penggabungan kata customer, relationship dan manajemen (CRM) mempunyai arti sebagai pengelolahan hubungan dua arah antara suatu perusahaan dengan orang yang menjadi pelanggan di perusahaan tersebut.
Customer Relationship Management (CRM) Menurut Jamie Burton[4] CRM didefinisikan sebagai strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terintegrasi yang menghindari kecakapan, memainkan pertunjukan sendirian dan yang bergantung pada tindakan-tindakan perusahaan yang terkoordinasi.

2.3.1 Dalam perkembangannya, CRM bisa didefinisikan sebagai berikut :

1. CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak (software) dan atau aplikasi berbasis web yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan.
2. CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon, e-mail, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.
2.3.1 Adapun manfaat dari CRM ialah :
1. Jumlah konsumen bertambah, yaitu mencari konsumen baru disamping tetap memelihara tingkat kepuasan konsumen yang sudah ada.
2. Mengetahui tingkat kepemilikan perusahaan pada konsumen, yaitu dengan mengetahui kebutuhan konsumen.
3. Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang, yaitu melalui hasil transaksi yang sudah dilakukan dan dari hasil analisa data-data transaksi yang sudah terkumpul.

2.4 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca diantaranya :

Penelitian yang dilakukan oleh Mochammad Fernaz Hardiansyah tahun 2010, dengan judul Rancang Bangun Website Hotel Berbasis Customer Relationship Management, pada penelitian tersebut dijelaskan Secara Umum Website yang dibangun telah menerapkan konsep Customer Relationship Management sebagai langkah aklternative untuk menjaga hubungan baik antara hotel dengan pelanggan dengan meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan. Selain itu juga pelanggan dimanjakan dengan fitur-fitur website seperti promo, event dan chat yang memudahkan pertukaran informasi antara pelanggan dan hotel.

Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Kurniawan tahun 2009, dengan judul Penerapan Aplikasi CRM (Customer Relationship Management) Berbasis Web dalam Bidang Jasa menjelaskan bahwa CRM merupakan aplikasi yang dapat diintegrasikan kedalam sistem informasi sebuah perusahaan dengan melakukan perubahan alur kerja, dan analisa dari respons pelanggan, meningkatkan loyalitas dari pelanggan serta keuntungan yang akan ddapat oleh perusahaan.

2.5 Research Objects (obsional)

Dalam penyusunan proposal ini penulis melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian degan menggunakan internet lalu mengutip dari jurnal yang telah ada, sesuai dengan judul dari proposal yang dibuat. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat penjualan Kain Songket berbasis web dengan penjualan Kain Songket di toko atau pasar.
Metode Penelitian

3.1 Research Design (include data source)
3.1.1 Pengertian Research Design / Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu kesatuan, rencana terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh, menganalisis, dan menginterpretasi data. Menurut Moh. Nazir, 2003 Research Design atau Rancangan Penelitian adalah : “Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap penyusunan laporan.”[6].

3.1.2 Tujuan pembuatan Rancangan Penelitian

• Mendapatkan penemuan baru dari kain songket
• Memperoleh dana untuk membiayai penemuan baru
• Membantu mengatasi atau memecahkan masalah pada cara penjualan kain songket
• Menyelesaikan tugas Metode Penelitian di Perguruan Tinggi.

3.1. 3 Unsur – unsur di dalam Rancangan Penelitian

• Judul : Tujuan, Indikator, atau Variabel
• Masalah
• Sasaran Penelitian : Lokasi, Objek (Populasi & Sampel)
• Prosedur Pengumpulan Data
• Cara Mengolah, Mengorganisasi, dan Menyajikan Hasil Penelitian
• Komponen – komponen etika di dalam penelitian
• Referensi

3.2 Instrument Penelitian

Peneliti sebagai intrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
g. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti[7].

3.2.1 Angket atau Kuesioner (Questionnaire)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya[8].
Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.

Contoh kuesioner dengan Tema : Sistem Penjualan Kain Songket Online Berbasis Web, dengan menggunakan metode CRM (Customer Relationship Management).

• Questionnare

1. Dimana anda biasanya membeli kain songket khas Palembang?
( ) Toko khusus
( ) Pasar
( ) Dengan Teman
( ) Toko Online

2. Berapa sering pembelian kain songket khas Palembang?
( ) kurang dari 1 kali
( ) 1 – 5 kali
( ) 5 – 10 kali
( ) Lebih dari 10 kali

3. Apakah anda mengenali kain songket khas Palembang yang pernah anda beli ?
( ) Sangat kenal
( ) Kenal
( ) Perlu melihat merek
( ) Melihat dengan detail

4. Seberapa puas anda dengan kain songket khas Palembang yang sering anda pakai?
( ) Sangat Tidak Memuaskan
( ) Tidak Memuaskan
( ) Cukup Memuaskan
( ) Memuaskan
( ) Sangat Memuaskan

• Checklist :

PERTANYAAN YA TIDAK

1. Apakah anda pernah membeli kain songket khas Palembang?
2. Apakah anda mengetahui teknik pembuatan kain songket ?
3. Apakah anda mengetahui berbagai motif kain songket khas Palembang ?
4. Apakah anda setuju jika kain songket dibuat menjadi berbagai macam pakaian/hiasan?

• Interview/Wawancara

Beberapa macam wawancara, yaitu:

• Wawancara terstruktur: pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan khusus yang telah dirancang sebelumnya.
• Wawancara semi-terstruktur: dituntun dengan skenario namun hal-hal yang menarik dapat dieksplorasi lebih lanjut.
• Wawancara tidak terstruktur: wawancara dilakukan secara spontan tanpa skenario pertanyaan[9].

Contoh Pertanyaan Pada Interview/Wawancara :

Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa atau bahkan hilang.

PERTANYAAN JAWABAN

1. Bagaimana menurut anda mengenai kain songket palembang ?
2. Menurut anda, bagaimana cara agar penjualan kain songket di Palembang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat diluar kota Palembang ?
3. Bagaimana pendapat anda tentang penjualan kain songket secara online ?

3.3 Data

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari Data Primer dan Data Sekunder.

3.3.1 Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian yang berupa tanggapan, saran, kritik, pertanyaan, dan penilaian dari konsumen sebagai responden : penjelasan dan keterangan pihak manajemen toko kain songket serta keterangan hasil pengamatan.

3.3.2 Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung. Didapatkan dari data atau arsip mengenai penjualan kain songket berbasis web.

3.4 Alat & Bahan

Alat pengumpul data yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci. Peneliti sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, analisis data, dan pada akhirnya menjadi pelapor dari hasil penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Peneliti (manusia) sebagai intrumen utama dalam pengumpulan data, sebab sifatnya yang responsif dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, menekankan keutuhan dalam mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya pada situasi yang dipelajarinya, mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan, berupaya memroses data secepatnya, dapat memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisar pada saat terjadi perubahan situasi, dan memiliki kemampuan dalam memanfaatkan kesempatan untuk mencari respons yang tidak lazim dan idiosinkratik.
Alat lain yang digunakan untuk mengumpulkan data yakni sebuah laptop. laptop digunakan untuk mempermudah kerja peneliti untuk mengambil data tentang kain songket. Data-data yang dihimpun berupa macam-macam motif kain songket dan data pelanggan.

3.5 Pengujian

Menurut hasil penelitian ini, diketahui bahwa dahulu orang-orang membeli kain songket dengan membeli di toko atau pasar. Orang-orang harus bertransaksi dengan bertemu langsung kepada penjual. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi sekarang ini, sistem penjualan mulai berkembang dan sekarang telah ada system penjualan berbasis web. Ini dapat memudahkan pembeli untuk membeli secara online tanpa harus pergi langsung ke toko songket atau pasar.
Peneliti juga membandingkan penjualan kain songket dengan dua cara seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, dan peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa peminat kain songket yang membeli di toko atau pasar dan di website seimbang.

 

 

References:

[1] Imadewira, 2009 http://kuliah.imadewira.com/definisi-internet-dan-sejarah-internet/
[2] Keramati, Abbas. 2011. “A success Framework To Investigate Critical Factors Associated with Implementation of Customer Relationship Management: A Fuzzy ANP Approach”.Jurnal International Journal of Customer Relationship Marketing and Management,2(2),43-62. University of Tehran: Iran.
[3] Fatta, Hanif Al. 2007. Analisa & Perancangan Sistem Informasi. Andi: Yogyakarta.
[4] Fadly, Zul. 2011. Analisa Penjualan Komputer Online (Studi Kasus: Data Komputer, Bandung). Jurnal Politeknik Telkom: Bandung.
[5] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen.Andi: Yogyakarta.
[6] Nasution, 2004, research method (metode penelitian), jakarta, bumi aksara.
[7] Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
[8] Pradiptavian, 2012 http://pradiptavian.wordpress.com/2012/04/28/metode-pengumpulan-data-pengertian-data-jenis-data-pengertian-variabel-macam-macam-variabel/
[9] Spradley, James, 1980. Participant Observation, Holt, Rinehart and Winston.
[10] Abdillah,L.A. (2013). Metode Penelitian. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa/wpcontent/uploads/2013/03/LeonAbdillah_MetodePenelitian_02_KonsepDasarResearch.pd

 

Research Design


Research Design

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

Pengertian Research Design / Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu kesatuan, rencana terinci dan spesifik mengenai cara memperoleh, menganalisis, dan menginterpretasi data. Menurut Moh. Nazir, 2003 Research Design atau Rancangan Penelitian adalah : “Semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, mulai tahap persiapan sampai tahap penyusunan laporan.”[1]

Tujuan pembuatan Rancangan Penelitian

  • Mendapatkan penemuan baru dari kain songket
  • Memperoleh dana untuk membiayai penemuan baru
  • Membantu mengatasi atau memecahkan masalah pada cara penjualan kain songket
  • Menyelesaikan tugas Metode Penelitian di Perguruan Tinggi[2]

 

Unsur – unsur di dalam Rancangan Penelitian

  • Judul : Tujuan, Indikator, atau Variabel
  • Masalah
  • Sasaran Penelitian : Lokasi, Objek (Populasi & Sampel)
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Cara Mengolah, Mengorganisasi, dan Menyajikan Hasil Penelitian
  • Komponen – komponen etika di dalam penelitian
  • Referensi

 

Jenis penelitian akan menentukan bagaimana rancangannya. Berdasar tujuannya, penelitian dibedakan menjadi empat jenis :

(1) Eksploratif (2) Deskriptif (3) Analitik (4) Eksperimental

  • Rancangan penelitian eksploratif: digunakan untuk menelusuri kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel yang belum pernah diketahui
  • Rancangan penelitian deskriptif: digunakan untuk menggambarkan besarnya masalah (variabel orang, tempat, waktu)
  • Rancangan penelitian analitik: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional, dimana bentuk hubungan dapat: perbedaan, hubungan atau pengaruh
  • Rancangan penelitian eskperimen: digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel, dimana sebabnya merupakan intervensi peneliti[2]

Beda penelitian observasional dan eksperimental

  • Dari keempat jenis penelitian ilmiah, secara garis besar dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu penelitian dengan atau tanpa intervensi atau perlakuan, yaitu observasional dan eksperimental.
  • Penelitian observasional adalah penelitian dimana peneliti hanya melakukan observasi, tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti
  • Penelitian ekperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi pada variabel sebab yang akan diteliti

Pendekatan penelitian observasional

Pada penelitian observasional dibedakan tiga pendekatan:
1.    Cross sectional
2.    Cohort / prospektif
3.    Retrospectif / kasus kontrol

1. Pendekatan cross sectional

  • Penelitian analitik cross sectional adalah penelitian observaional dimana cara pengambilan data variabel bebas dan variabel tergantung dilakukan sekali waktu pada saat yang bersamaan

2. Pendekatan cohort

  • Penelitian analitik dengan pendekatan cohort adalah penelitian dimana pengambilan data variabel bebas (sebab) dilakukan terlebih dahulu, setelah beberapa waktu kemudian baru dilakukan pengambilan data variabel tergantung (akibat)
  • Populasi pada penelitian ini adalah semua responden yang mempunyai kriteria variabel sebab (sebagai kelompok studi)
  • Pada penelitian cohort perlu kontrol, yaitu kelompok yang tidak mempunyai kriteria variabel sebab

3. Pendekatan retrospektif

  • Penelitian analitik dengan pendekatan retrospektif adalah penelitian dimana pengambilan data variabel akibat (dependent) dilakukan terlebih dahulu, kemudian baru diukur varibel sebab yang telah terjadi pada waktu yang lalu, misalnya setahun yang lalu, dengan cara menanyakan pada responden[1]

 

Jenis Penelitian eksperimental

Penelitian eksperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan interventi terhadap varibel sebab yang akan diteliti. Desain esperimental dibagai tiga: Pra eksperimental, Quasy experiment dan True experiment.

Desain pra eksperimen

•    Desain pra eskperimental adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta pengambilan respondon tidak dilakukan randomisasi

Desain quasy experiment

•    Design quasy experiment adalah penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah ada kelompok studi dan kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum dilakukan secara randomisasi
•    Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai

True experiment design

•    True experiment design adalah penelitian experimen dimana kelompok studi dan kelompok kontrol pengambilan sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada kelompok studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
•    Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai.[2]

 

References :
[1].  Nasution, 2004, research method (metode penelitian), jakarta, bumi aksara
[2].  www.menulisproposalpenelitian.com/rancangan-penelitian-ilmiah.html/

[3]. Abdillah,L.A. (2013). Metode Penelitian. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa/

 

Research Literature Review


Research Literature Review

 Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

1. Landasan teori

1.1  Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Al Hanif Fatta[1] adalah suatu system di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat menajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi yang menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

1.2  Penjualan

Pengertian penjualan menurut Zul Fadly[2] yaitu interaksi antara inidivu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan , memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

1.3  E-Commerce

Menurut Tata Sutabri, pengertian e-commerce adalah : E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik[3].

2. Pelaku dari E-Commerce adalah sebagai berikut :

2.1  Perusahaan yang tidak mempunyai toko untuk berbisnis seperti biasanya dengan cara tradisional. Ia semata-mata hanya berada di Internet. Contohnya: amazon.com dan cdnow.com.

2.2  Jenis perusahaan lainnya menggunakan E-Commerce di internet sebagai pengganti kegiatan bisnis yang ada. Perusahaan yang mempunyai toko untuk berbisnis secara tradisional. Ia tidak hanya mengandalkan website saja.

3. CRM (Customer Relationship Management)

Setelah era digital selalu menggunakan “e-“ di depan semua kata seperti e-commerce, e-book, e-sales, e-mail dan sebagainya. Customer Relationship Management (CRM) merupakan akronim atau singkatan yang paling popular di kalangan orang-orang sales dan marketing. Dalam bahasa Indonesia CRM diartikan sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan (MHP) telah perkatanya adalah sebagai berikut:

  1. Pelanggan atau customer adalah seseorang yang berulang kali secara teratur melakukan pembelian kepada seorang pedagang.
  2. Hubungan atau relationship adalah bentuk komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual.
  3. Manajemen artinya pengelolaan (secara luas tanpa perlu menjabarkan detail bagaimana mengelola sesuatu kegiatan), jadi penggabungan kata customer, relationship dan manajemen (CRM) mempunyai arti sebagai pengelolahan hubungan dua arah antara suatu perusahaan dengan orang yang menjadi pelanggan di perusahaan tersebut.

Customer Relationship Management (CRM) Menurut Jamie Burton[4] CRM didefinisikan sebagai strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terintegrasi yang menghindari kecakapan, memainkan pertunjukan sendirian dan yang bergantung pada tindakan-tindakan perusahaan yang terkoordinasi.

4. Dalam perkembangannya, CRM bisa didefinisikan sebagai berikut :

4.1  CRM adalah sebuah istilah industri TI untuk metodologi, strategi, perangkat lunak (software) dan atau aplikasi berbasis web yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan.

4.2  CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon, e-mail, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.

4.3  CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dalam suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan.

 5. Adapun manfaat dari CRM ialah :

  1. Jumlah konsumen bertambah, yaitu mencari konsumen baru disamping tetap memelihara tingkat kepuasan konsumen yang sudah ada.
  1. Mengetahui tingkat kepemilikan perusahaan pada konsumen, yaitu dengan mengetahui kebutuhan konsumen.
  2. Mengetahui kebutuhan konsumen pada masa yang akan datang, yaitu melalui hasil transaksi yang sudah dilakukan dan dari hasil analisa data-data transaksi yang sudah terkumpul.
  3. Mengetahui ketidaknormalan pada setiap aktivitas transaksi, yaitu mengetahui tindak kriminal seperti penipuan dan lain sebagainya.
  4. Mengetahui perbaiakn yang harus dilakukan pada service yang diberikan kepada konsuman.
  5. Mampu menganalisa pola data transaksi, sebagai contoh mampu mengetahui kombinasi produk yang akan dijual pada waktu-waktu tertentu.
  6. Mengurangi resiko operasional, yaitu dengan mengetahui prediksi yang akan terjadi dan kesalahan yang pernah dilakukan melalui customer history.

 

 

 

References :

[1] Fatta, Hanif Al. 2007. Analisa & Perancangan Sistem Informasi. Andi: Yogyakarta.

[2] Fadly, Zul. 2011. Analisa Penjualan Komputer Online (Studi Kasus: Data Komputer, Bandung). Jurnal Politeknik Telkom: Bandung.

[3] Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen.Andi: Yogyakarta.

[4] Burton, Jamie. 2010. “Can Firms Develop a Service Dominant Organisational Culture to Improve CRM?”. Jurnal International Journal of Customer Relationship Marketing and Management, Volume 1, Issue 1. Manchester Busniness School: UK.

 

 

 

 

 

Research Instruments


Research Instruments

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

1.      Instrumen Penelitian

Peneliti sebagai intrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau pelakan.
g. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.[1]

 

  • Angket atau Kuesioner (Questionnaire)

Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai dengan presepsinya.[6]

Kuesioner merupakan metode penelitian yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan, diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya, pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang diajukan akan lebih tepat dan seragam.[6]

Contoh kuesioner dengan Tema : Sistem Penjualan Kain Songket Online Berbasis Web, dengan menggunakan metode CRM (Customer Relationship Management).

Questionnare

  1. Dimana anda biasanya membeli kain songket khas Palembang?

( ) Toko khusus

( ) Pasar

( ) Dengan Teman

( ) Toko Online

2. Berapa sering pembelian kain songket khas Palembang?

( ) kurang dari 1 kali

( ) 1 – 5 kali

( ) 5 – 10 kali

( ) Lebih dari 10 kali

3. Apakah anda mengenali kain songket khas Palembang yang pernah anda beli ?

( ) Sangat kenal

( ) Kenal

( ) Perlu melihat merek

( ) Melihat dengan detail

4. Seberapa puas anda dengan kain songket khas Palembang yang sering anda pakai?

( ) Sangat Tidak Memuaskan

( ) Tidak Memuaskan

( ) Cukup Memuaskan

( ) Memuaskan

( ) Sangat Memuaskan

 

Checklist :

PERTANYAAN YA TIDAK
  1. Apakah anda pernah membeli kain songket khas Palembang?
  1. Apakah anda mengetahui teknik pembuatan kain songket ?
  1. Apakah anda mengetahui berbagai motif kain songket khas Palembang ?
  1. Apakah anda setuju jika kain songket dibuat menjadi berbagai macam pakaian/hiasan?

 

  • Interview/Wawancara

Beberapa macam wawancara, yaitu:

  • Wawancara terstruktur: pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan khusus yang telah dirancang sebelumnya.
  • Wawancara semi-terstruktur: dituntun dengan skenario namun hal-hal yang menarik dapat dieksplorasi lebih lanjut.
  • Wawancara tidak terstruktur: wawancara dilakukan secara spontan tanpa skenario pertanyaan[5].

Langkah-Langkah Interview/Wawancara
Tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
a) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan
b) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c) Mengawali atau membuka alur wawancara
d) Melangsungkan alur wawancara
e) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
f) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
g) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
3) Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara[4]

Enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu:
a) Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
b) Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
c) Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
d) Pertanyaan tentang pengetahuan
e) Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
f) Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi[3]

Jenis-jenis pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut:
a) Pertanyaan hipotesis
b) Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan informan diminta untuk memberikan respon
c) Pertanyaan yang menantang informan untuk memberikan hipotesis alternatif
d) Pertanyaan interpretatif
e) Pertanyaan yang memberikan saran
f) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan
g) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu argumentasi
h) Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan
i) Pertanyaan untuk mengungkap sumber
j) Pertanyaan yang mengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu
k) Pertanyaan yang mengarahkan[5]

Jenis-jenis pertanyaan menjadi tiga, yaitu: pertanyaan Deskriptif, pertanyaan Struktural, dan pertanyaan Kontras.
 
Alat-alat wawancara
Agar hasil wawancara dapat terekam dengan baik, diperlukan alat-alat sebagai berikut:
a) buku catatan
b) tape recorder
c) camera
 
Mencatat hasil wawancara
Hasil wawancara segera harus dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak lupa atau bahkan hilang.

Contoh Pertanyaan Pada Interview/Wawancara :

PERTANYAAN JAWABAN
  1. Bagaimana menurut anda mengenai kain songket palembang ?

 

  1. Menurut anda, bagaimana cara agar penjualan kain songket di Palembang ini lebih banyak diminati oleh masyarakat diluar kota Palembang ?
  1. Bagaimana pendapat anda tentang penjualan kain songket secara online ?

 

2. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen
“In most tradition of qualitative research yhe phrase personal documnet is use broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which discribes his or her own actions, experience, and belief”.
Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Photograps provide strikingly descriptive data are often used to understand the subjective and is product frequently analyzed inductive.[1]
 
3. Triangulasi
Dalam pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik yang bersifat menggabungkan berbagai teknik yang ada. “The aim is not to determine the truth about some social phenomenon, rather the purpose of triangulation is to increase one’s understanding of what ever is being investigated”. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.[2]

“What the qualitative researcher is intersted in is not truth per se, but rather perspective. Thus, rather than trying to determine the “truth” of people’s perceptions, the purpose of corroboration is to help researchers increase their understanding and the probability that their finding will be seen as credible or worthy of concideration by others”.[2]

“The value of triangulation lies in providing evidence – whether convergent, inconsistent, or contracditory”. Nilai dari praktek pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten, atau kontradiksi.

Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pemngumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. Melalui triangulasi “can build on the strength of each type of data collection while minimizing the weakness in any single approach” . Dengan triangulasi akan lebih ditingkatkan kekuatan data, bila dibandingkan dengan satu pendekatan.[4]

 

References :

[1]Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

[2] Catherine Marshall, Gretchen B Rossman, 1995. Designing Qualitative Research, second edition; Sage publications, London: International Educational and Professional Publisher.

[3] Esterberg, Kristin G., 2002. Qualitaive Methods in Social Research, New York: Mc. Graw Hill.

[4] Faisal, Sanapiah, 1990. Penelitian Kualitatif, Dasar dan Aplikasi, Malang: Yayasan Asah Asih Asuh.

[5] Spradley, James, 1980. Participant Observation, Holt, Rinehart and Winston.

[6] Pradiptavian, 2012 http://pradiptavian.wordpress.com/2012/04/28/metode-pengumpulan-data-pengertian-data-jenis-data-pengertian-variabel-macam-macam-variabel/

[7] Abdillah,L.A. (2013). Metode Penelitian. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa

 

Research Analysis Qualitative


Research Analysis Qualitative

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

Metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan. Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.[2]

Metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya. Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya.

Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-betul berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus lengkap, yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan,gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan, notulen rapat, dll), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lainyang dapat memperkaya data primer.[2]

Sumber data penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya. Sumber data tersebutpun harusnya asli, namun apabila yang asli susah didapat, maka fotocopy atau tiruan tidak terlalu jadi masalah, selama dapat diperoleh bukti pengesahan yang kuat kedududkannya. Sumber data penelitian kualitatif secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu manusia dan yang bukan manusia. Namun ketika peneliti memilih manusia sebagai subjek harus tetap mewaspadai bahwa manusia mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, dan kepentingan. Meskipun peneliti sudah memilih secara cermat, sudah merasa menyatu dalam kehidupan bersama beberapa lama, tetap harus mewaspadai bahwa mereka juga bisa berfikir dan mempertimbangkan kepentingan pribadi. Mungkin ada kalanya berbohong sedikit dan menyembunyikan hal-hal yang dianggap dapat merugikan dirinya, dalam hal ini peneliti harus lebih pandai mengorek informasi menyembunyikan perasaan. Dengan demikian mungkin data yang akan diperoleh lebih bisa dipertanggungjawabkan.

Penelitian kualitatif ini kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya, karena penelitian kualitatif adalah studi kasus, maka segala sesuatu akan sangat bergantung pada kedudukan peneliti. Dengan demikian peneliti berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang utama . Begitu penting dan keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan terhadap permasalahan dan subjek penelitian, maka dapat dikatakan bahwa peneliti melekat erat dengan subjek penelitian. Jadi tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.[2]

 

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya.[1]

Setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif seperti berikut ini :

  1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.
  2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.
  3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.
  4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
  5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.
  6.  Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.
  7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.
  8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
  9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.
  10.  (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.
  11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
  12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.[1]
  •  Hubungan Peneliti dengan yang diteliti

Penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan wawancara maka peneliti harus mengenal betul siapa yang diteliti.

  • Hubungan antar Variabel

Dalam penelitian kualitatif bersifat holistik dan menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif melihat hubungan variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruh.

  • Kemungkinan Generalisasi

Penelitian kualitatif tidan menggunakan generalisasi tetapi lebih menekankan pada kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.

  • Peranan Nilai

Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti dengan yang diteliti. Dalam interaksi inti baik peneliti maupun yang diteliti memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan, dan persepsi yang berbeda-beda sehingga dalam pengumpulan data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai masing-masing.[3]

 

  •  Karakteristik Metode Penelitian Kualitatif
  1. Desain
  2. Umum
  3. Fleksibel
  4. Berkembang dan muncul dalam proses penelitian
  • Tujuan
  1. Menunjukan pola hubungan yang bersifat interaktif
  2. Menemukan teori
  3. Menggambarkan realitas yang kompleks
  4. Memperoleh makna pemahaman

 

  • TeknikPengumpulan Data
  1. Kuesioner
  2. Observasi dan wawancara terstruktur
  • Instrument Penelitian
  1. Peneliti sebagai instrument
  2. Buku catatan, tape recorder, camera, handycam, dll
  • Data
  1. Deskriptif Kualitatif
  2. Dokumen pribadi, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dokumen, dll
  • Sampel
  1. Kecil
  2. Tidakrepresentatif
  3. Purposive, snowball
  4. Berkembangselama proses penelitian
  • Analisis
  1. Terus menerus sejak awal hingga akhir penelitian
  2. Induktif
  3. Mencari pola, model, tema, teori
  • Hubungan dengan Responden
  1. Empati, akrab supaya memperoleh pemahaman yang mendalam
  2. Kedudukan sama, bahkan sebagai guru, konsultan
  3. Jangka lama, sampai datanya penuh, dapat ditemukan hipotesis atau teori
  • UsulanDesain
  1. Singkat, umum bersifat sementara
  2. Literatur yang digunakan bersifat sementara, tidak menjadi pegangan utama
  3. Prosedur bersifat umum, seperti akan merencanakan tour/piknik
  4. Masalah bersifat sementara dan akan ditemukan setelah studi pendahuluan
  5. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan menemukan hipotesis
  6. Fokus penelitian ditetapkan setelah memperoleh data awal dari lapangan[3]

 

  • Proses Penelitian

Proses penelitian kualitatif adalah penelitian yang belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung memasuki lapangan/objek penelitian. Setelah memasuki objek penelitian tahap awal peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada ditempat itu , masih bersifat umum. Baru ketika pada proses penelitian tahap ke dua yang disebut sebagai tahap reduksi/fokus, peneliti akan memilih mana data yang menarik penting, berguna, dan baru.

Selanjutnya dikelompok menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian. Tahap selanjutnya atau tahap ke tiga dalam penelitian kualitatif adalah tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus menjadi lebih rinci. Kemudian peneliti melakukan analis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka selanjutnya peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sebuah pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.

Hasil akhir dari penelitian kualitatif ini bukan hanya sekedar menghasilkan Data atau informasi seperti yang sulit di cari  halnya pada metode penelitian kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia.[1]

 

KESIMPULAN

           Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dikembangkan berdasarkan hasil penelitian di lapangan, secara langsung peneliti melakukan penelitian  kepada sumber data/responden. Hasil yang diperoleh dalam metode penelitian kualitatif ini akan berupa dokumen-dokumen, baik dokumen pribadi peneliti, catatan lapangan, ucapan dan tindakan responden, dll. Analisis dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.

 

 

REFERENSI

[1]Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16

[2]Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[3]Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

[4] Abdillah,L.A. (2013). Metode Penelitian. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa/

Research Analysis Quantitative


Research Analysis Quantitative

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

Metode penelitian kuantitatif  merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.[2]

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan . Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.[2]

Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.[1]

 

  • Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif

A .Desain

    1. Spesifik, jelas, rinci
    2. Ditentukan secara mantap sejak awal
    3. Menjadi pegangan langkah demi langkah

B. Tujuan

    1. Menunjukan hubungan antar variabel
    2. Menguji teori
    3. Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif

C. TeknikPengumpulan Data

    1. Kuesioner
    2. Observasi dan wawancara terstruktur

D. InstrumenPenelitian

    1. Test, angket, wawancara terstruktur
    2. Instrumen yang telah terstandar

E. Data

1.   Kuantitatif

2.   Hasil pengukuran variabel yang diperasionalkan dengan instrumen

F. Sampel

    1. Besar
    2. Representatif
    3. Sedapat mungkin random
    4. Ditentukan sejak awal

G. Analisis

1. Setelah selesai pengumpulan data

2. Deduktif

3. Menggunakan statistik untuk menguji hipotesis

H. HubunganDenganResponden

1. Dibuatberjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif

2. Kedudukan peneliti lebih tinggi dari pada responden

3. Jangka pendek sampai hipotesis dapat dibuktikan

 

  • Usulan Desain

1. Luas dan rinci

2. Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti

3. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya

4. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas

5. Hipotesis dirumuskan dengan jelas

6. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum kelapangan[3]

 

  •  Hubungan Peneliti dengan yang diteliti

Dalam penelitian kuantitatif hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen. Dengan menggunakan angket maka peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.

  • Hubungan antar Variabel

Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat, sehingga dalam penelitianya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabrl dependen.

  • Kemungkinan Generalisasi

Pada umumya peneliti kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi (bukan kejelasan) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi dengan teknik random.

  • Peranan Nilai

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari  nilai-nilai yang dibawa peneliti  karena bersifat bebas nilai, jadi peneliti menjaga jarak agar data yang diperoleh obyektif.[3]

  •  Proses Penelitian

Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti. Masalah harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris, sehingga peneliti harus menguasai teori melalui membaca berbagai refrensi. Selanjutnya masalah dirumuskan secara spesifik. Untuk menjawab masalah yang bersifat sementara (hipotesis) maka, peneliti dapat membaca refrensi teoritis yang relevan. Kemudian untuk menguji hipotesis peneliti dapat memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai. Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Dan hendaknya instrumen penelitian terlebih dahulu diuji validitas dan realiabilitasnya. Pengumpulan data pada penelitian kuantitatif dilakukan pada objek tertentu baik populasi maupun sampel. Jika peneliti akan membuat generalisasi terhadap temuanya, maka sampel yang diambil harus respensif (mewakili). Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisi untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Dalam analisis akan ditemukan apakah hipotesis ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang dajukan atau tidak. Kesimpulanya berdasarkan metode penelitian kuantitatif maka penelitian ini bersifat linear, dimana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteoti, berhipotesis, pengumpulan data, analis data, serta kesimpulan dan saran.[1]

 

  • Kesimpulan

Metode penelitian kuantatif adalah metode penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak awal hingga akhir penelitian. Di mulai dari peneliti yang menemukan sebuah masalah dan mengembangkan masalahnya melalui membaca beberapa referensi  yang nantinya akan memunculkan hipotesis yang akan  di buktikan melalui kuesioner/angket yang diberikan kepada responden atau sampel dari beberapa populasi yang dipilih melalui random. Hasil penelitian dari metode kuantitatif secara umum akan berupa data-data/angka-angka. Pada metode ini analisis data akan dilakukan setelah semua data terkumpul.

 

 

 

REFERENSI :

[1]Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16

[2]Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[3]Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

[4]Abdillah,L.A. (2013). Metode Penelitian. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa/

 

 

Research Identification Problem and Hypothesis


Research Identification Problem and Hypothesis

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

I. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dirumuskan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu bagaimana cara membangun “Sistem Penjualan Songket Online Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode CRM ( Customer Relationship Management)”.

 II. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah membangun sistem penjualan kain songket online berupa data produk, data pelanggan, data pemesanan, serta laporan-laporan penjualan.

 III. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini yaitu untuk membangun sistem penjualan online, agar dapat menjadi suatu media penjualan untuk meningkatan penjualan dan memperluas pemasaran dengan strategi mendapatkan pelanggan, mempererat hubungan dengan pelanggan dan mempertahankan pelanggan.

 IV. Manfaat Penelitian

  •  Manfaat bagi perusahaan

Manfaat dari penelitian bagi perusahaan yaitu dengan strategi penjualan, jangkauan pemasaran menjadi semakin luas dan tidak terbatas penjualan produknya.

  •  Manfaat bagi pelanggan

Manfaat bagi pelanggan yaitu pelanggan dapat memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dibutuhkan tanpa harus datang langsung ketempat penjualan.

V. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hypo = sebelum dan thesis = pernyataan atau pendapat. Jadi, pengertian hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena, jawaban yang diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta[1].

Hipotesis dari rumusan masalah yang telah diuraikan diatas yaitu dengan cara membangun dan merancang sebuah website untuk membangun pendekatan melalui jalinan bisnis secara online dengan pelanggan, agar perusahaan dapat memfungsikan penjualan dengan mengembangkan sejarah, profil, dan menjual lebih banyak produk.

 

 

Referensi:

[1] W. Gulo. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

[2] Abdillah,L.A. (2013). Metode Penelitian. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa

 

 

 

Research Basic Concepts


Research Basic Concepts

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

Berkembangnya teknologi informasi memberikan dampak positif serta memberikan peranan yang penting dalam persaingan yang sangat ketat, dalam sebuah perusahaan harus terdapat langkah yang tepat dan cepat dalam penjualan produk yang mereka hasilkan dengan menggunakan internet. Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan suatu jaringan (network) dengan jaringan lainnya di seluruh dunia[1]. Dengan internet masyarakat bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan.

Informasi merupakan hal yang penting bagi setiap orang, dengan berkembangnya teknologi, informasi semakin banyak dibutuhkan dengan menggunakan internet, yang memungkinkan kita melakukan transfer informasi hanya dalam hitungan detik saja. Dengan adanya penjualan online dengan metode CRM (Customer Relationship Management), dapat mempermudah pelanggan untuk bertransaksi secara online.

Untuk itu kami akan mengembangkan usaha penjualan kain songket melalui internet dengan cara membuat sistem informasi menggunakan metode CRM agar lebih mudah menyebarkan informasi untuk memberi tahu pelanggan tentang produk-produk terbaru melalui email, sms, dan telepon. Menurut Buttle dalam Keramati, Customer Relationship Management (CRM) dapat didefinisikan sebagai “strategi bisnis inti yang mengintregrasikan proses internal dan fungsi dan jaringan external untuk membuat dan menyampaikan nilai kepada pelanggan ditargetkan pada keuntungan. Sekarang didasarkan pada data berkualitas tinggi pelanggan dan dimungkinkan oleh teknologi informasi”[2].

Dari uraian-uraian diatas, maka kami ingin melakukan penelitian dengan topik “Sistem Penjualan Kain Songket Secara Online Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode CRM (Customer Relationship Management)”.

 

 

Referensi :

[1] Imadewira, 2009 http://kuliah.imadewira.com/definisi-internet-dan-sejarah-internet/

[2] Keramati, Abbas. 2011. “A success Framework To Investigate Critical Factors Associated with Implementation of Customer Relationship Management: A Fuzzy ANP Approach”.Jurnal International Journal of Customer Relationship Marketing and Management,2(2),43-62. University of Tehran: Iran.

[3] Abdillah,L.A. (2013). Metode Penelitian. Retrieved from http://blog.binadarma.ac.id/mleonaa/wpcontent/uploads/2013/03/LeonAbdillah_MetodePenelitian_02_KonsepDasarResearch.pdf

Research Introduction


Research Introduction

Kain Songket

Lecturer : Leon Andretti Abdillah

 

Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.

  • Istilah Songket

Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, yang berarti “mengait” atau “mencungkil”. Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan kemudian menyelipkan benang emas.[1] Selain itu, menurut sementara orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang emas dimulai.[2] Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan ikat kepala. Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan Melayu.[3] Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket.[2] Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung makna tertentu.

Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan hewan dan tumbuhan setempat. Motif ini seringkali juga dinamai dengan nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang diduga merupakan penganan kegemaran raja.

  • Sejarah Songket

Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.[2] Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.[4] Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam, yang kemudian berkembang ke selatan di Pattani [5] dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu sekitar tahun 1500-an.[6] Industri kecil rumahan tenun songket kini masih bertahan di pinggiran Kota Bahru dan Terengganu.[7] Akan tetapi menurut penenun Terengganu, justru para pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali di Palembang dan Jambi, yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-11).[2]

 Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain songket nan keemasan dikaitkan dengan kegemilangan Sriwijaya, [8][9]kemaharajaan niaga maritim nan makmur lagi kaya yang bersemi pada abad ke-7 hingga ke-13 di Sumatera. Hal ini karena kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur di Indonesia adalah kota Palembang. Songket adalah kain mewah yang aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Secara sejarah tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran tinggi Minangkabau. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs Sriwijaya di Sumatera, bersama dengan batu mirah delima yang belum diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada bukti pasti bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal tahun 600-an hingga 700-an masehi.[2] Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang kemudian di Sumatera. Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur dari segi kualitasnya, yang berjuluk “Ratu Segala Kain”. Songket eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar 3 hari. Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai destar, tanjak atau ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai songket sarung dengan baju kurung.

Dokumentasi mengenai asal usul songket masih tidak jelas, kemungkinan tenun songket mencapai semenanjung Malaya melalui perkawinan atau persekutuan antar bangsawan Melayu, karena songket yang berharga kerap kali dijadikan maskawin atau hantaran dalam suatu perkawinan. Praktik seperti ini lazim dilakukan oleh negeri-negeri Melayu untuk mengikat persekutuan strategis. Pusat kerajinan songket terletak di kerajaan yang secara politik penting karena bahan pembuatannya yang mahal; benang emas sejatinya memang terbuat dari lembaran emas murni asli.[10]

 

  • Motif Songket

Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan ciri khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini. Misalnya motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak, Silala Rabah, dan Simasam adalah khas songket Pandai Sikek, Minangkabau.[12] Beberapa pemerintah daerah telah mempatenkan motif songket tradisional mereka. Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22 motif yang terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dari 22 motif songket Palembang yang telah terdaftar di antaranya motif Bungo Intan, Lepus Pulis, Nampan Perak, dan Limar Beranti. Sementara 49 motif lainnya belum terdaftar, termasuk motif Berante Berakam pada seragam resmi Sriwijaya Football Club. Selain motif Berante Berakam, beberapa motif lain yang belum terdaftar yakni motif Songket Lepus Bintang Berakam, Nago Besaung, Limar Tigo Negeri Tabur Intan, Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh, Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah motif lain.[9]

 

References

  1. ^ National Geographic Traveller Indonesia, Vol 1, No 6, 2009, Jakarta, Indonesia, page 63
  2. ^abcdeGold Cloths of Sumatra: Indonesia’s Songkets from Ceremony to Commodity, Cantor Art Gallery, Worcester, Massachusetts, 2007, by Susan Rodgers, Anne Summerfield, John Summerfield
  3. ^“The Art of Songket”
  4. ^Indonesia, Malaysia & Singapore handbook. Cit “The songket evolved when the Malay sultanates first began trading with China (where the silk came from) and India (where the gold and silver thread derived). “
  5. ^Gold cloths of Sumatra: Indonesia’s songkets from ceremony to commodity By Susan Rodgers, Anne Summerfield, John Summerfield, Cantor Art Gallery
  6. ^Songket: Malaysia’s woven treasure Grace Inpam Selvanayagam Oxford University Press, Mar 1, 1990
  7. ^The Grove encyclopedia of Islamic art and architecture, Volume 2 By Jonathan M. Bloom, Sheila Blair
  8. ^“The Ancient Sriwijaya Heritage” Tampilkan Kemilau Songket dan Adat Perkawinan Sumsel
  9. ^abc Sriwijaya Post. “Motif Abstrak Songket palembang” (dalam bahasa Indonesian). Sriwijaya Post. Diakses 2012-01-16.
  10. ^ab Uchino, Megumi (July 2005). “Socio-cultural history of Palembang Songket”. Indonesia and the Malay World (Routledge) 33 (96): 205–223. doi:10.1080/13639810500283985.
  11. ^Hikayat Abdullah By Hamzah Hamdani
  12. ^abTenun Songket Pandai Sikek (Sumatera Barat – Indonesia)
  13. ^ National Geographic Traveller Indonesia, Vol 1, No 6, 2009, Jakarta, Indonesia, page 62
  14. ^The Malay handloom weavers: a study of the rise and decline of traditional … By Maznah Mohamad

 

Previous Older Entries

Komentar Terbaru

Kategori